Puisi-Puisi
Mantra IV Emplasmen langit terisi bintang Menggugus pada birunya cahaya terang Mencodak dengan angkuh gayanya mentereng Hingga muncul dengan pongah dialah penantang Mendesak memicu pertarungan yang tak betul Siapakah sang mentari bisa menjadi kadi Atas seteru tak jua memiliki ujung Kedunya terlihat amburadul Bagi mereka pertarungan ini hanya komedi Di Obrolan sore hari dengan kopi dan rokok selinting Jingga pada mega Hanya melihat dengan mata Hingga pada akhirnya Ada yang meregang nyawa Mendapat semua nugraha Dari nyawa kita Ujung-ujungnya Jiwa kau dan saya Pergi melangsa