Pengelolaan Lahan di Indonesia
Mengelola Lahan, agar
bisa Eksis
Ekonomi Agraria atau yang mahasiswa
Ilmu Ekonomi sebut sebagai EKONOMI PERTANIAN adalah salah satu cabang Ilmu
Ekonomi yang membahas tentang menggunakan lahan sebagai bagian dari sains
ekonomi tentang masalah bertani dan mengembangkannya melalui pemahaman Ekonomi.
Produksi Ekonomi berfokus dan memperhatikan pertanian, hal ini berkonsentrasi
pada pembuatan keputusan yang di gunakan untuk modal, pekerja, lahan, dan
manajemen sumber daya dalam industri perkebunan. Implikasi ini dapat menjadi
pengertian yang lebih baik jika kita dapat membahas bidang dari Ekonomi
Pertanian secara mendalam lagi.
Dalam hidup ini hanya ada dua
pilihan, begitu juga dengan pemahaman ekonomi, dalam ekonomi juga ada hal dasar
yang menjadi dua pilihan, yang sering ada adalah, memaksimumkan dan meminimukan
kondisi yang akan terjadi. Hal ini tentang pilihan dari barang-barang dan
jasa yang mana kondisi ini dapat di kenal sebagai memaksimumkan kepuasan yaitu
kepuasan dari konsumen. Dalam kajian ini kita membahas tentang bagaimana kita
dapat memakasimumkan kepuasan pelanggan dengan metode Ekonomi Pertanian dan
Kajian Bahari agar dapat membentuk swasembada pangan yang dapat menjadi prospek
ekonomi Indonesia yang paling logis dan sederhana penerapan nya, bukan hanya
itu saja, dengan prospek ekonomi ini kita akan menjadi bangsa yang eksis di
kalangan internasional karena dapat memaksimalkan potensi yang ada.
Bagi Indonesia yang memiliki penduduk ± 250
juta jiwa, masalah tentang swasembada pangan merupakan masalah yang erat
kaitannya dengan stabilitas ekonomi, biaya produksi agregat dan stabilitas
sosial politik nasional, sebab sumber pangan merupakan syarat mutlak bagi
penyelenggaraan nasional. Mengapa demikian, karena ketahanan pangan merupakan
acuan terbesar namun hal mendasar yang menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Dalam hal ini suatu negara harus menentukan usaha industri apa
yang menjadi acuan pokok untuk mewujudkan kemakmuran ekonomi. Prof.Bungaran
Saragih, seorang pakar Ekonomi Pertanian IPB mengungkapkan ada 3 metode konsentrasi
pembangunan yang dapat di pilih suatu negara, yaitu :
1.
Strategi yang mengkaji secara
Luas
Tanpa membicarakan siapa pendukungnya, hal ini
berpendapat bahwa seluruh jenis industri baik yang melekat pada bahan baku
dalam negeri maupun yang melekat pada bahan baku luar negeri.
2.
Strategi yang mengkaji tentang
dasar dari teknologi tinggi
Dasar kajian di mana teknologi yang tinggi dan mumpuni merupakan acuan dasar untuk membentuk kemakmuran suatu negara.
3.
Strategi yang mengkaji tentang
pengolaha sumber pertanian dan bahari
Hal ini mengenai analisis metode peningkatan
yang tepat adalah pertanian dan bahari hal ini di anggap sebagai metode dasar
untuk peningkatan kemakmuran yang di dasarkan pada lahan dan keadaan yang
mendukung.
Jika
di pahami dari kajian Prof.Saragih tersebut, maka jelas sekali bahwa Indonesia
merupakan negara yang paling pas dalam menggunakan metode nomor 3, yaitu
penigkatan kemamuran ber-azas-kan pertanian dan bahari. Hal ini di anggap
sebagai cara yang paling tepat dalam membantu meningkatkan tingkat kemakmuran
perekonomian.
Metode Ketahanan Pangan. Hal ini
tentu sangat cocok jika di terapkan di negara ini, apa lagi jika di lihat dari
fakta pertanian dan bahari, semua hal tentu sangat mendukung, rata-rata orang
Indonesia memiliki profil kehidupan yang berasal dari para petani dan nelayan,
tentu latarbelakang ini menjadikan prospek tentang Ketahanan Pangan di tinjau
dari sudut Pertanian dan Bahari lah yang paling tepat. Di samping itu peranan
para akademisi atau yang di sebut sebagai kaum
cendekia harus turut serta dapat mengembangkan sistem ketahanan pangan
berbasis Pertanian dan Bahari, dalam prakteknya seharusnya para cendekiawan
membuat suatu metode baru untuk dapat menyederhanakan sistem partanian dan
bahari yang lebih simple namun efek penerapan nya yang tetap.
Indonesia dewasa ini, mencoba
memposisikan diri sebagai negara industri adalah metode pengembangan yang
terdengar sangat sulit prospek penerapan nya. Mengapa demikian ? Sebab hal ini
akan menyebabkan negara ini tidak memiliki daya saing tersendiri karena sudah
terlalu banyak negara yang menerapkan metode negara industri seperti ini, belum
lagi bangsa ini masih sangat sangat sedikit para SDM yang dapat bersaing di
bidang industri terapan, namun mengingat kembali pada ketahanan agraria dan
bahari, yang menjadi tantangan dari daya saing sektor agraria adalah
peningkatan mutu dan kualitas.
Harga produk agraria yang rendah di dalam
negeri berarti menurunkan tingkat keuntungan usaha domestik, menyembabkan
insentif untuk investasi yang rendah, adopsi teknologi rendah sehingga
produktivitas menjadi rendah dan pendapatan pemerintah pun otomatis akan
menjadi rendah pula. Perubahan lahan agraria menjadi lahan non-agraria menjadi
mudah karena biaya peluang menjadi rendah. Comparative
advantage suatu negara yang awalnya erat hubungannya dengan competitive advantage suatu komoditi
pada suatu negara akan semakin samar, meskipun memiliki sumberdaya yang
melimpah hal ini tidak secara otomatis membuat negara ini mampu bersaing di
pasar internasional, maka dengan kata lain kemampuan menghasilkan barang dan
jasa yang semurah mungkin belum menjamin keunggulan bersaing.
Maraknya aksi kepedulian terhadap
lingkungan hidup dan hak asasi manusia serta meningkatnya pendidikan dan
kesadaran masyarakat internasional, telah merubah pemahaman tentang hakikat
kesehjateraan yang sebenarnya, masalah kelestarian lingkungan hidup telah
merupakan bagian dari konsep kesehjateraan manusia sehingga di perlukan aksi
global untuk merealisasikan nya. Kemudian meningkatnya pendidikan dan
pengetahuan serta kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan kebugaran
menyebabkan meningkatnya tuntutan konsumen akan informasi nutrisi dari produksi
agraria. Perubahan pandangan konsumen yang menuntut kelengkapan dan rinci nya
info pangan menuntut suatu negara untuk dapat menetapkan standarisasi dan
sertifikasi kelulusan tersendiri terkait bahan pangan.
Pembangunan agraria akan menghasilkan produk bahan pangan yang sangat
besar, beragam, dan terdistribusi baik ruang dan waktu, sehingga ketersedian
pangan ini akan mampu menurunkan laju inflasi, mempercepatan pembangunan sektor
agraria domestik, akan mampu memecahkan krisis yang ada, salah satunya ialah
krisis kemakmuran ekonomi yang tengah kita hadapi sekarang ini, dan hal inilah
yang akan menunjang Indonesia yang ber Intergritas baik secara domestik maupun
global.
Comments
Post a Comment